Oleh: O. Solihin
www.eramuslim.com
Serangan militer besar-besaran oleh Israel ke Gaza dengan dalih menghancurkan infrastruktur HAMAS, setidaknya sampai artikel ini ditulis, sudah menewaskan 280 warga Palestina. Serangan yang telah dilakukan Isreal sejak Sabtu (27/12) hingga ahad ini, telah mengundang kecaman dari berbagai pihak. Inilah bukti nyata pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Israel yang selama ini selalui didiamkan oleh Dewan Keamanan PBB dan juga Amerika Serikat. Terorisme yang dilakukan Israel adalah terorisme yang dilakukan oleh negara. Apalagi posisi Israel yang memang sebagai penjajah Palestina.
PM Israel Ehud Olmert mengatakan operasi itu mungkin akan berlangsung beberapa lama, tetapi ia berjanji untuk menghindari krisis kemanusiaan di wilayah itu. ?Tidak akan berakhir dalam beberapa hari,? katanya dalam sebuah pernyataan televisi, sambil didampingi Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni. [www.hidayatullah.com]
Ini membuktikan bahwa Israel memang merencanakan serangan tersebut. Selain tentunya serangan kali ini adalah bagian dari rangkaian serangan sejak mereka merampok Palestina pada 1948 silam. Saudara kita di Palestina akan terus menderita selama saudara-saudara mereka yang dekat dengan wilayah konflik tersebut tidak membantunya dengan alasan nasionalisme. Juga, selama penguasa-penguasa Timur Tengah di sekitar Palestina tidak mengirimkan bala tentaranya ke sana. Sekadar mengingatkan saja bahwa tentara Israel dari segi jumlah kalah jauh dengan pasukan gabungan seluruh negeri kaum muslimin (minimal di wilayah Timur Tengah).
Jumlah tentara Israel hanya 167.200 (tahun 2002). Sementara pada tahun yang sama, jumlah gabungan tentara negeri-negeri Islam di kawasan yang ?melingkari? Israel adalah 2.525.450 personel (dengan rincian: Iran: 540.000; Iraq: 389.000; Kuwait: 15.500; Lebanon: 72.100; Yordania: 100.500; Mesir: 450.000, Saudi Arabia: 124.500; Turki: 514.850, Syiria: 319.000. Subhanallah, kekuatan militer yang sangat besar. Tapi tragisnya, para tentara itu tidak dikerahkan untuk menghancurkan kezaliman dan kebiadaban yang diperagakan Israel sejak 1948 silam hingga kini. Para pemimpin negeri-negeri Islam lebih memilih diam sambil ?menikmati? penderitaan rakyat Palestina. Pikiran dan perasaan mereka lebih mengikuti jejak setan untuk tunduk kepada tekanan Amerika dan sekutunya dalam melindungi Israel. Menyedihkan. BTW, jumlah tentara gabungan tersebut saat ini kemungkinan jauh lebih besar lagi.
Bandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Khalifah Al-Mu?tashim Billah. Kepala Negara Daulah Khilafah Islamiyah ini mengerahkan ratusan ribu tentaranya ke Amuria-perbatasan antara Suria dan Turki-?hanya? untuk membela kehormatan seorang muslimah yang dinodai oleh seorang pejabat kota tersebut (waktu itu masuk dalam wilayah kekaisaran Romawi). Kemudian menaklukan kota itu dan menjadi wilayah Islam. Al-Mu?tashim begitu peka saat mendengar jeritan muslimah di kota itu: Wa Islama wa mu?tashima!, ?Di mana Islam dan di mana Khalifah Mu?tashim??. Kita rindu penguasa muslim yang peduli dan berani mengumandangkan jihad fi sabilillah dalam rangka menegakkan kalimat Allah dan membela kaum muslimin yang tertindas. Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): ?Sesungguhnya Imam (khalifah) adalah perisai, dengan perisai itu Umat berperang dan melindungi dirinya.? (HR Muslim)
Jumlah kita besar, kekuatan militer kita dahsyat, seharusnya kaum muslimin menjadi umat yang kuat dan digdaya. Tapi, besarnya jumlah dan kekuatan militer tak akan ada artinya jika tak bersatu dalam komando pemimpin yang bisa menyatukan seluruh kekuatan Islam tersebut. Masih ada harapan untuk menyatukan kekuatan-kekuatan tersebut asal kaum muslimin mau berjuang demi tegaknya Khilafah Islamiyah.
Untuk saat ini, kita bisa melakukan banyak hal: Pertama, meminta pemerintah negeri ini (apalagi sebagai muslim) untuk mengerahkan tentaranya dalam melindungi rakyat Palestina dari kebiadaban Israel. Bisa bekerja sama dengan seluruh tentara di Timur Tengah untuk membebaskan Palestina. Kedua, pemerintah dan rakyat? sekaligus mengirimkan juga bantuan berupa tenaga medis, obat-obatan dan menggalang dana untuk dikirim ke Palestina supaya mereka bisa tetap berjuang di sana. Ini bisa bekerjasama dengan LSM/organisasi? yang dikelola kaum muslimin yang terbiasa terjun ke daerah konflik. Ijin mereka jangan dipersulit untuk bisa ke sana. Ketiga, minimal sekali kaum muslimin di sini (syukur-syukur di seluruh dunia) bisa membantu meringankan beban mereka dengan bantuan doa. Jangan remehkan kekuatan doa, insya Allah bisa menolong mereka untuk tetap bertahan dan berjuang di sana.
Mari menyadarkan seluruh kaum muslimin untuk bersatu dalam memperjuangkan tegaknya Islam di muka bumi ini dalam naungan Khilafah Islamiyah. Israel tak bisa dibiarkan. Oya, ini salah satu problem kita, kaum muslimin. Kebetulan masalah ini sekarang terkategori emergency, maka memang harus menjadi agenda cepat yang bisa kita kerjakan untuk membereskan persoalan tersebut. Sementara masalah kaum muslimin memang bukan hanya soal Palestina, masih banyak saudara-saudara kita di sini (dan tempat lainnya) yang membutuhkan pertolongan kita. Kita bagi-bagi tugas untuk menyelesaikan persoalan ini. Semoga kita bisa tetap menjadi bagian dari kaum muslimin sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw. (yang artinya): ?Perumpamaan orang-orang beriman dalam kecintaan, kasih-sayang dan ikatan emosional ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, mengakibatkan seluruh anggota tidak dapat istirahat dan sakit panas.? (HR Bukhari)
Semoga kita bisa bahu-membahu untuk menyelesaikan semua masalah kita saat ini. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita untuk berjuang di jalanNya. Allahu Akbar!
0 komentar:
Posting Komentar
Jagalah perkataan anda,,
Karena sesungguhnya orang itu,,
di lihat dari perkataan nya juga