Selamet Dateng di Web nya BiLLy,, yang Enjoy ya Baca nya !! Hehehehe

21 Januari 2010

Penjara Guantanamo


WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat kembali diterpa skandal kematian tahanan di penjara Guantanamo. Peristiwa itu sebenarnya sudah terjadi empat tahun lalu, tapi Harper's Magazine mengungkap keganjilan pada kematian tiga tahanan yang disebut bunuh diri tersebut, Senin lalu.
Majalah bulanan yang terhitung salah satu majalah tertua di Amerika ini menyuguhkan bukti baru bahwa sehari menjelang ketiganya ditemukan tewas tergantung, mereka dijemput dari sel menuju tempat rahasia. "Pemerintah menutup-nutupi kejadian sebenarnya pada hari itu," tulis majalah tersebut dalam artikel yang rencananya dimuat pada edisi Maret.
Pada 9 Juni 2006 malam, tiga tahanan dilaporkan gantung diri di Blok Alfa, Kamp Delta, Guantanamo. Mereka adalah Salah Ahmed al-Salami, 37 tahun, dari Yaman; serta Mani Shaman al-Utaybi (30) dan Yasser Talal al-Zahrani (22), keduanya dari Arab Saudi. Mereka ditangkap pada 2003.
Komandan Teluk Guantanamo Laksamana Muda Harry Harris mengumumkan secara resmi kematian bunuh diri pertama itu. Disebutkan mereka mengakhiri hidup sebagai protes atas perlakuan tahanan di Guantanamo. Saat itu terdapat sekitar 460 tahanan yang dituduh teroris yang ditahan di teluk kawasan Kuba tersebut. Di kamp itu, total ada lima kasus bunuh diri. Tapi keluarga Utaybi dan Al-Zahrani tak percaya mereka memilih bunuh diri.
Harper's menelusuri 1.700 lembar laporan pemerintah soal Guantanamo yang tengah diteliti Fakultas Hukum Seton Hall University, New Jersey. Fakultas ini tak mendapatkan penjelasan yang memadai tentang sebab kematian ketiganya. Padahal sel mereka berada dalam supervisi yang sangat ketat dan diawasi kamera video. Majalah ini kemudian mewawancarai sejumlah penjaga penjara di Kamp Delta itu.
Berdasar sejumlah wawancara ditemukan fakta bahwa beberapa jam sebelum tewas, ketiga tahanan tersebut dibawa ke sebuah fasilitas yang berada sekitar 1 mil dari Kamp Delta. Tempat itu diduga sebagai tempat penyiksaan rahasia. "Mereka dibawa dengan mobil van putih menuju tempat itu," ujar seorang sumber. Harper's menyebut tempat ini "Kamp No".
Tapi tak ada yang mau buka mulut tentang Kamp No. Salah seorang penjaga yang menjadi narasumber, Sersan Joe Hickman, menyatakan, siapa pun yang bertanya apakah ada tempat rahasia itu akan dijawab, "Tidak, tidak ada."
Empat penjaga pada malam itu juga tak pernah dimintai keterangan oleh Tim Investigasi Kriminal Angkatan Laut Amerika, yang dibentuk untuk menyelidiki penyimpangan di Guantanamo. Hickman saat itu hanya menemui pengacara Departemen Kehakiman Amerika. Sang pengacara kemudian melaporkan kepada Terasa McHenry, pemimpin divisi kriminal pada Seksi Keamanan Domestik Departemen Kehakiman Amerika. Tapi McHenry menutup kasus ini dua bulan kemudian.
Menanggapi artikel tersebut, dalam surat elektroniknya, Kolonel Michael Bumgarner, komandan Kamp Delta waktu itu, menyatakan, "Ini betul-betul pengungkapan kebenaran yang sangat salah." Ia menyebut kesaksian Hickman sebagai kesaksian "seorang prajurit yang tengah mencari nama". "Dia tak tahu apa pun tentang kejadian di Kamp 1 dan fasilitas medis kami. Saya tahu persis karena saya berada di sana," ucapnya.
Dalam laporan majalah itu disebutkan, sejumlah petinggi di kamp tahanan sempat mencari-cari alasan yang pas untuk menyebut sebab kematian tersebut. Bumgarner, misalnya, pada pertemuan 10 Juni pukul 07.00 pagi di depan 50 tentara menyebut ketiga orang itu meninggal karena menelan secara terburu-buru dan karenanya tersedak, yang mengantar mereka pada kematian.
Pada malam kematian, ketiga tahanan itu juga tak ditemukan dokter yang biasanya berjaga. Petugas terpaksa menelepon 911 untuk memeriksa denyut nadi ketiganya, yang ternyata sudah meninggal dua jam sebelumnya. Mereka tergantung dengan wajah tertutup sorban. Gigi tiga tawanan tersebut, tulis laporan itu, juga ditemukan berdarah dan tanggal.
Departemen Kehakiman tersentak oleh laporan majalah tersebut. "Kami melihat ini sebagai persoalan yang sangat serius," ujar Laura Sweeney, juru bicara Departemen Kehakiman Amerika.
Sejak serangan 11 September 2001, dinas intelijen CIA telah mendirikan sedikitnya 12 penjara rahasia di seluruh dunia untuk menginterogasi tersangka teroris. Perserikatan Bangsa-Bangsa menemukan sejumlah penyiksaan yang tak dibenarkan hukum internasional di penjara-penjara rahasia itu. AP | USA TODAY | YOS RIZAL

2 komentar:

My Name is Rain mengatakan...

orang USA mank parah pisan euy...

Belajar Bareng Yuk!! mengatakan...

ya tapi penjahat yang bener2 jahat seh perlu juga sekali2 di kasih kaya gitu biar jera n ga banyak yang ngikutin..

Posting Komentar

Jagalah perkataan anda,,
Karena sesungguhnya orang itu,,
di lihat dari perkataan nya juga